Jakarta – Pendekatan Indonesia dalam membangun transformasi digital yang inklusif menuai pujian dari para pemimpin global dalam forum Leaders TalkX yang berlangsung di Jenewa, Swiss.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memaparkan komitmen Indonesia terhadap pemerataan akses digital, menekankan bahwa transformasi digital harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.
“Akses internet bukanlah kemewahan bagi sebagian orang, melainkan hak dasar seluruh warga. Mulai dari kota hingga pelosok desa, konektivitas harus tersedia,” ujar Meutya dalam sesi diskusi bertajuk “The Role of Governments and all Stakeholders in the Promotion of ICTs for Development”, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa strategi digital Indonesia menggabungkan pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas SDM, serta literasi digital, yang bisa dijadikan contoh oleh negara lain.
Salah satu capaian penting adalah melalui program 10.000 Desa Digital, yang hingga Juli 2025 telah menghubungkan 4.132 desa di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), dilakukan oleh BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi).
Jangkauan Digital Meluas
Pemerintah juga mencatat bahwa program ini berhasil menghubungkan lebih dari 3,8 juta orang ke internet untuk pertama kalinya. Di sisi lain, pembangunan 7.500 menara BTS telah mendorong hadirnya layanan 4G di wilayah non-komersial. Jaringan Palapa Ring, tulang punggung serat optik nasional, kini menjangkau seluruh provinsi.
“Kami menargetkan 90 persen warga Indonesia terhubung ke internet broadband pada 2030 dan 100 persen pada 2045, sejalan dengan visi besar Indonesia Digital 2045,” jelas Meutya.
Selain infrastruktur, Indonesia juga membangun fondasi transformasi digital jangka panjang melalui proyek Pusat Data Nasional (PDN) yang memungkinkan pengembangan teknologi lanjutan dan inovasi digital berbasis data.
SDM Digital Jadi Prioritas
Dalam aspek pengembangan talenta digital, program Digital Talent Scholarship dan Gerakan Nasional Literasi Digital terus diperkuat untuk menciptakan SDM yang cakap menghadapi era digital.
Forum internasional ini turut dihadiri perwakilan dari negara-negara sahabat seperti Kamboja, Ghana, Iran, Rusia, Guinea, Somalia, hingga Turki — menunjukkan pengakuan global atas keberhasilan Indonesia dalam menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.