Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, menyoroti isu-isu kompleks yang dihadapi generasi muda saat ini, termasuk kesehatan mental dan perubahan pandangan terhadap pernikahan serta memiliki anak.
KESEHATAN MENTAL REMAJA
Berdasarkan Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022, sekitar 34,9% atau 15,5 juta remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Dari jumlah tersebut, hanya 2,6% yang pernah mengakses layanan dukungan atau konseling untuk masalah emosi dan perilaku.
PERUBAHAN PANDANGAN TERHADAP PERNIKAHAN DAN CHILDFREE
Selain itu, terdapat tren meningkatnya ketakutan terhadap pernikahan di kalangan generasi muda, yang menyebabkan beberapa di antaranya enggan untuk menikah. Fenomena childfree, di mana individu atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak, juga semakin mendapat perhatian di Indonesia. Pilihan ini mencerminkan perubahan signifikan dalam pola pikir dan dinamika keluarga di Indonesia.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 8,2% atau 72.000 perempuan memilih untuk tidak memiliki anak. Faktor-faktor seperti prioritas pada kebebasan finansial, pengembangan karier, dan kebahagiaan pernikahan tanpa kehadiran anak menjadi pertimbangan utama bagi mereka yang memilih jalan ini.
Perubahan-perubahan ini menekankan pentingnya pemahaman dan dukungan terhadap kesehatan mental remaja serta dinamika sosial yang berkembang di masyarakat Indonesia.