Jakarta – Nepal tengah menjadi sorotan dunia setelah muncul fenomena politik yang tidak biasa. Gelombang protes besar-besaran yang dipimpin anak muda melahirkan apa yang disebut sebagai “revolusi berbasis internet pertama di dunia.”
Kaum muda Nepal, yang frustrasi dengan korupsi dan ketidakstabilan politik, memanfaatkan platform Discord sebagai sarana koordinasi. Bukan sekadar untuk diskusi, mereka bahkan menggunakan ruang virtual ini untuk menggelar pemilihan pemimpin interim setelah pemerintah memblokir sebagian besar media sosial populer seperti Facebook, TikTok, dan X.
Youth Against Corruption: Dari Grup Online Jadi Gerakan Nasional
Gerakan ini menamakan diri Youth Against Corruption. Dalam hitungan minggu, jumlah anggotanya melonjak hingga lebih dari 130 ribu pengguna aktif. Diskusi-diskusi panas tentang masa depan negeri, strategi aksi protes, hingga gagasan perubahan politik berlangsung hampir tanpa henti di server Discord tersebut.
Tidak berhenti pada wacana, komunitas ini mengadakan serangkaian jajak pendapat daring untuk memilih sosok pemimpin sementara. Mekanisme pemungutan suara pun diatur secara terbuka dengan sistem polling yang bisa dipantau semua anggota.
Sushila Karki, Pemimpin yang Dipilih Dunia Maya
Pada 10 September, hasil pemungutan suara menentukan Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, sebagai pemimpin interim. Karki berhasil meraih lebih dari 7.700 suara dan melampaui ambang batas 50 persen, sebuah pencapaian penting yang menegaskan legitimasi dukungan anak muda.
Menariknya, keputusan virtual itu segera punya konsekuensi nyata. Keesokan harinya, Karki langsung diterima Presiden Ram Chandra Poudel serta Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Ashok Raj Sigdel. Pertemuan ini menandai bagaimana legitimasi politik kini bisa lahir dari ruang digital lalu bergulir cepat ke dunia nyata.
Discord, Dari Komunitas Gamer ke Arena Politik
Sebelum fenomena ini, Discord dikenal sebagai ruang bagi komunitas gim, perdagangan kripto, hingga forum NFT dan DAO (Decentralized Autonomous Organization). Platform ini populer karena memungkinkan diskusi intensif, pemungutan suara cepat, dan transparansi antaranggota.
Kini, dunia menyaksikan Discord berubah wajah: dari sekadar ruang komunitas digital menjadi panggung politik transformatif. Fenomena di Nepal ini membuka pertanyaan besar:
- Apakah ini model baru partisipasi politik di era digital?
- Mungkinkah praktik demokrasi digital seperti ini ditiru di negara lain?
Revolusi Digital yang Mengejutkan Dunia
Banyak pengamat menyebut apa yang terjadi di Nepal sebagai eksperimen politik yang bisa mengubah wajah demokrasi global. Generasi Z Nepal menunjukkan bahwa kreativitas digital bisa melampaui sensor dan represi, sekaligus menghadirkan alternatif nyata bagi sistem politik tradisional.
Nepal kini menjadi laboratorium politik dunia: tempat di mana revolusi tidak lagi hanya turun ke jalan, tetapi juga bisa dimulai dari ruang chat online.