Beranda NEWS Konsumsi Makanan Ultra-Proses Dianggap Dorong Lonjakan Kanker Usus pada Usia Muda
NEWS

Konsumsi Makanan Ultra-Proses Dianggap Dorong Lonjakan Kanker Usus pada Usia Muda

Konsumsi Makanan Ultra-Proses Dianggap Dorong Lonjakan Kanker Usus pada Usia Muda.
Konsumsi Makanan Ultra-Proses Dianggap Dorong Lonjakan Kanker Usus pada Usia Muda.
Bagikan

Jakarta – Kasus kanker usus besar dan rektum pada kelompok usia muda terus meningkat secara global, terutama di Amerika Serikat. Tren ini muncul seiring melonjaknya konsumsi ultraprocessed food (UPF) yang kini mendominasi sekitar 70% pasokan makanan di AS, dan menyumbang hampir 60% total kalori yang dikonsumsi orang dewasa.

Berbagai penelitian sebelumnya telah mengindikasikan adanya kaitan antara UPF dan risiko kanker usus. Temuan terbaru yang dipublikasikan dalam JAMA Oncology semakin memperkuat kekhawatiran tersebut.

Risiko Adenoma Meningkat Hingga 45%

Penelitian yang mengikuti lebih dari 29.100 perawat perempuan selama rata-rata 13 tahun itu menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi sekitar 10 porsi UPF per hari memiliki risiko 45% lebih tinggi mengalami adenoma kolorektal sebelum usia 50 tahun, dibandingkan peserta yang hanya mengonsumsi tiga porsi per hari.

Jenis UPF yang paling banyak dikonsumsi termasuk:

  • roti dan makanan sarapan ultra-proses,
  • berbagai saus dan olesan,
  • minuman bergula atau dengan pemanis buatan.

Meski belum menjadi bukti kausalitas, peneliti utama Dr. Andrew Chan menegaskan bahwa pola makan memiliki peran penting dalam memengaruhi risiko kanker.

Pakar: Perbanyak ‘Real Food’

Menurut David Katz, pakar kesehatan masyarakat, hasil penelitian ini kembali menekankan pentingnya pola makan berbasis makanan alami. Ia menyarankan diet tinggi:

  • buah dan sayuran,
  • biji-bijian utuh,
  • kacang-kacangan,
  • serta air putih.

Polip Sering Tak Bergejala

Adenoma kolorektal umumnya tidak memunculkan gejala. Namun polip besar dapat menyebabkan:

  • BAB berdarah atau kehitaman,
  • nyeri perut,
  • anemia defisiensi besi,
  • penurunan berat badan tanpa sebab,
  • konstipasi akibat sumbatan.

Dr. Robin Mendelsohn dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center menyarankan skrining dimulai sejak usia 45 tahun, atau lebih dini bila ada riwayat keluarga.

UPF dan Mekanisme Penyebab Risiko

UPF diproses menggunakan teknik industri dan mengandung aditif yang jarang ditemukan di dapur rumahan, serta cenderung:

  • rendah serat,
  • tinggi gula, kalori, lemak olahan, dan natrium.

Para peneliti menduga UPF dapat:

  • mengganggu mikrobioma usus,
  • merusak lapisan pelindung saluran cerna,
  • memicu inflamasi kronis,
  • menghasilkan molekul toksik saat dicerna,
  • serta meningkatkan risiko obesitas.

Menariknya, peningkatan risiko hanya tampak pada adenoma tipe klasik — mengindikasikan bahwa UPF mungkin mempengaruhi jalur biologis tertentu menuju kanker.

UPF Dulu dan Sekarang Berbeda

Peneliti juga mengingatkan bahwa UPF era 1990-an tidak sepenuhnya sama dengan formulasi saat ini. Penambahan aditif baru dan penggunaan minyak nabati tinggi omega-6 berpotensi meningkatkan risiko kanker usus lebih jauh.

Bagikan
Berita Terkait

UMP 2026 Segera Diumumkan, Begini Tren Kenaikan Upah 10 Tahun Terakhir di Indonesia

Jakarta – Pemerintah dijadwalkan mengumumkan besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) 2026 pada...

Pesan Terakhir Antasari Azhar Sebelum Wafat: “Ingin Pulang dan Meninggal di Rumah”

Jakarta – Kabar duka menyelimuti dunia hukum Indonesia. Mantan Ketua Komisi Pemberantasan...

Soeharto Resmi Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional, Mengapa?

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada...

Prabowo Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada 10 Tokoh: Ada Soeharto hingga Marsinah

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh...