Jakarta – Komite Olimpiade Internasional (IOC) resmi menjatuhkan sanksi kepada Indonesia dengan melarang negara ini menjadi tuan rumah berbagai ajang olahraga internasional, termasuk Olimpiade dan Youth Olympic Games. Keputusan tersebut muncul setelah pemerintah Indonesia menolak pemberian visa kepada tim Israel yang akan berlaga dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta.
Penolakan Visa Jadi Pemicu
Sikap Indonesia menolak kehadiran kontingen Israel disebut sebagai bentuk protes terhadap agresi militer Israel di Jalur Gaza. Namun, tindakan tersebut dinilai melanggar prinsip dasar Olimpiade, yakni non-diskriminasi terhadap negara atau atlet mana pun.
IOC dalam pernyataannya menyebut telah berupaya mencari jalan keluar atas kebijakan ini, namun tidak mencapai kesepakatan.
“Komite eksekutif IOC memutuskan untuk menghentikan seluruh bentuk komunikasi dengan Komite Olimpiade Nasional Indonesia terkait penyelenggaraan Olimpiade, Youth Olympic Games, maupun acara olahraga internasional lainnya,” demikian isi pernyataan resmi IOC.
Larangan Berlaku Hingga Ada Jaminan Resmi
IOC menegaskan bahwa pembekuan ini akan tetap diberlakukan sampai Indonesia dapat memberikan jaminan resmi bahwa seluruh peserta, tanpa memandang kewarganegaraan, akan memperoleh akses penuh untuk masuk dan berkompetisi di wilayah Indonesia.
Selain itu, IOC juga merekomendasikan kepada seluruh federasi olahraga internasional agar menunda atau memindahkan penyelenggaraan turnamen dan konferensi dari Indonesia hingga jaminan tersebut diberikan secara tertulis.
Reaksi dari Federasi Senam Israel
Federasi Senam Israel (Israel Gymnastics Federation/IGF) mengecam keputusan Indonesia yang menolak keikutsertaan tim mereka, menyebutnya sebagai “preseden berbahaya” dalam dunia olahraga. IGF juga menyoroti Federasi Senam Internasional (FIG), karena sebelumnya telah memberikan jaminan bahwa delegasi Israel akan diizinkan bertanding.
Salah satu atlet yang terdampak adalah Artem Dolgopyat, juara dunia lantai dan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Atlet berusia 28 tahun itu juga merupakan juara Eropa dua kali serta peraih medali perak di Olimpiade Paris tahun lalu.
Upaya Hukum yang Gagal
IGF sempat mengajukan permohonan darurat ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (Court of Arbitration for Sport/CAS) untuk memastikan keikutsertaan tim Israel, atau agar kejuaraan dipindahkan ke negara lain. Namun, permohonan tersebut ditolak oleh CAS.
Pertemuan di Swiss
Menanggapi situasi ini, IOC mengundang perwakilan Komite Olimpiade Indonesia dan FIG untuk datang ke markas besar IOC di Lausanne, Swiss. Pertemuan tersebut bertujuan mencari penyelesaian dan memastikan kepatuhan terhadap prinsip dasar Olimpiade.
Pesan Tegas IOC
Dalam penutup pernyataannya, IOC kembali menegaskan pentingnya menjunjung prinsip universal Olimpiade yang menolak segala bentuk diskriminasi, terutama dalam hal kebangsaan.
“Setiap negara tuan rumah harus menjamin akses yang setara bagi semua atlet tanpa pengecualian,” tulis IOC menegaskan.