Jakarta – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa Israel akan kehilangan seluruh dukungan dari Washington apabila tetap melanjutkan rencana untuk mencaplok wilayah Tepi Barat, Palestina. Pernyataan itu disampaikan Trump dalam wawancara dengan Time pada Kamis (23/10).
Menurutnya, langkah pencaplokan tidak akan terjadi karena ia telah memberikan komitmen kepada sejumlah negara Arab untuk menjaga stabilitas kawasan. Ia juga menekankan bahwa hubungan baik antara AS dan dunia Arab kini berada pada titik yang positif.
“Israel akan kehilangan seluruh dukungannya dari Amerika Serikat jika itu dilakukan,” kata Trump saat menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan Israel menganeksasi Tepi Barat.
Trump Klaim Timur Tengah Lebih Stabil di Eranya
Trump menilai, selama masa kepemimpinannya, situasi di Timur Tengah menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Namun ia mengingatkan, jika AS dipimpin oleh presiden yang tidak dihormati oleh negara-negara di kawasan tersebut, perdamaian yang telah dibangun bisa runtuh dengan cepat.
“Jika presiden yang buruk datang, semuanya bisa berakhir dengan mudah. Tapi jika mereka menghormati presiden, maka perdamaian jangka panjang yang indah bisa terwujud,” ujarnya.
Larangan Pencaplokan dan Tekanan ke Netanyahu
Sebelumnya, pada September lalu, Trump juga menegaskan bahwa ia tidak akan memberikan izin kepada Israel untuk mencaplok wilayah Tepi Barat.
Laporan Axios yang mengutip sumber anonim menyebutkan bahwa Gedung Putih telah menyampaikan secara tegas kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa memperpanjang konflik di Timur Tengah hanya akan semakin mengisolasi Israel dari komunitas internasional.
Rencana Perdamaian dan Kesepakatan Gencatan Senjata
Pada 29 September, Trump mengajukan rencana perdamaian Gaza yang terdiri dari 20 poin. Rencana tersebut mencakup seruan gencatan senjata segera dengan syarat pembebasan sandera dalam waktu 72 jam.
Dalam usulannya, Trump juga menolak keterlibatan Hamas atau kelompok bersenjata Palestina lain dalam pemerintahan baru di Jalur Gaza. Sebagai gantinya, wilayah itu akan dikelola oleh komite teknokrat di bawah pengawasan badan internasional yang dipimpin oleh AS.
Kesepakatan tahap pertama dari rencana itu akhirnya dicapai pada 9 Oktober, ketika Israel dan Hamas setuju untuk menghentikan konflik bersenjata yang telah berlangsung selama dua tahun.
Deklarasi Bersama Pemimpin Dunia
Empat hari kemudian, pada 13 Oktober, Trump bersama Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menandatangani deklarasi gencatan senjata untuk memperkuat perjanjian damai di Gaza.
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Hamas diwajibkan membebaskan 20 sandera Israel yang masih hidup sejak insiden 7 Oktober 2023. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan lebih dari 1.900 tahanan Palestina, termasuk 1.718 dari Gaza dan 250 lainnya dari berbagai penjara di Israel.