Jakarta – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, membeberkan makna di balik perubahan logo partainya yang kini menggunakan simbol gajah. Penjelasan ini disampaikannya langsung di hadapan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam penutupan Kongres PSI yang digelar di Solo pada Minggu (20/7/2025).
“Logo PSI kini resmi memakai simbol gajah. Gajah mewakili kekuatan, kecerdasan, keteguhan, dan rasa solidaritas,” ujar Kaesang di hadapan kader dan tamu undangan. Ia menegaskan, nilai-nilai ini diharapkan bisa tertanam kuat dalam jiwa setiap kader PSI: berpikir jernih, bergerak bersama, dan tetap kokoh menghadapi tantangan zaman.
Perubahan simbol partai dari sebelumnya bunga mawar menjadi gajah berkepala merah dan berbadan hitam menurut Kaesang tak hanya bersifat visual, tetapi juga sarat makna budaya, terutama dari sudut pandang tradisi Jawa.
“Dalam budaya Jawa, gajah dianggap sebagai simbol kekuatan besar yang tenang dan berwibawa. Ia tidak mudah terprovokasi, tidak gegabah, namun bila melangkah, dampaknya luar biasa,” jelasnya.
Kaesang juga mengutip pepatah Jawa gajah alon nanging mantep, yang berarti meskipun lamban, gajah memiliki langkah yang mantap dan penuh keyakinan. Gajah juga dikenal sebagai hewan sosial yang tak meninggalkan kawanan, mencerminkan semangat solidaritas dan kebersamaan.
“Ini sejalan dengan falsafah rukun agawe santoso, bahwa kerukunan adalah kunci kekuatan sejati,” ucap Kaesang.
Nilai-nilai inilah yang ingin dibangun PSI dalam perjalanannya ke depan: kekuatan yang tidak gaduh, solidaritas yang kokoh, dan langkah yang penuh kearifan.
“Gajah itu besar tapi lembut, kuat namun bijaksana. Seperti itulah PSI ingin dikenal—partai yang tegas tapi rendah hati, yang bergerak pelan namun pasti, menghadirkan dampak nyata tanpa menciptakan kegaduhan,” tutup Kaesang.