Pemerintah Israel mengumumkan penghentian sementara bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza sebagai respons atas penolakan Hamas untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata. Langkah ini diambil hanya beberapa jam setelah berakhirnya kesepakatan gencatan senjata fase pertama dan pertukaran sandera antara kedua belah pihak. Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa penghentian bantuan ini dilakukan karena Hamas tidak bersedia melanjutkan gencatan senjata.
“Mulai pagi ini, semua barang dan pasokan ke Jalur Gaza dihentikan. Jika Hamas tetap menolak, akan ada konsekuensi tambahan,” demikian pernyataan resmi dari kantor Netanyahu, seperti dilaporkan oleh Anadolu pada Minggu (2/3/2025).
Hamas, di sisi lain, menegaskan bahwa mereka menolak memperpanjang gencatan senjata fase pertama karena menginginkan perang sepenuhnya diakhiri, bukan hanya jeda sementara. Kelompok pejuang tersebut juga menuduh Israel sengaja menunda pembicaraan untuk gencatan senjata fase kedua, yang diharapkan dapat mengarah pada penghentian permanen konflik.
Sumber lain dari Al Jazeera melaporkan bahwa Hamas mengkritik keras keputusan Israel menghentikan bantuan kemanusiaan, menyebutnya sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan memperburuk penderitaan warga sipil di Gaza. Mereka menyerukan agar komunitas internasional turun tangan untuk memastikan bantuan kemanusiaan tetap mengalir ke wilayah tersebut.
Sementara itu, PBB dan beberapa organisasi kemanusiaan internasional telah menyuarakan keprihatinan mereka atas penghentian bantuan ini. Mereka menekankan bahwa ratusan ribu warga Gaza bergantung pada bantuan tersebut untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan obat-obatan. Menurut laporan dari UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina), situasi di Gaza semakin kritis akibat blokade yang berkepanjangan dan konflik yang terus berlanjut.
Di tengah ketegangan yang meningkat, upaya mediasi dari pihak ketiga, termasuk Mesir dan Qatar, terus dilakukan untuk mencoba memfasilitasi kesepakatan baru antara Israel dan Hamas. Namun, hingga saat ini, belum ada kemajuan signifikan yang dicapai.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran global, terutama mengingat dampak kemanusiaan yang semakin parah di Jalur Gaza. Banyak pihak mendesak kedua belah pihak untuk segera kembali ke meja perundingan guna mencegah eskalasi konflik yang lebih lanjut.