Jakarta – Israel kembali memicu ketegangan internasional setelah melancarkan serangan udara yang disebut sebagai “operasi tepat sasaran” terhadap pimpinan senior Hamas pada Selasa (9/9/2025). Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan aksi tersebut dilakukan bersama badan keamanan Shin Bet (ISA).
Tak lama setelah pengumuman, sejumlah ledakan besar dilaporkan mengguncang markas Hamas di Doha, Qatar. Rekaman yang beredar menunjukkan bangunan hancur parah, sementara laporan media berbeda-beda mengenai korban. Ada yang menyebut beberapa tokoh penting Hamas tewas, namun ada juga yang melaporkan para pemimpin utama berhasil selamat.
Dalam keterangannya, IDF mengklaim telah mengambil langkah pencegahan untuk meminimalkan korban sipil, termasuk penggunaan amunisi presisi dan intelijen tambahan. Namun, Qatar mengecam keras serangan tersebut dengan menyebutnya sebagai “aksi pengecut” dan menegaskan bahwa lokasi yang dihantam merupakan kawasan permukiman yang ditempati sejumlah anggota biro politik Hamas.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan serangan ini dilakukan sepenuhnya oleh Israel tanpa campur tangan pihak lain. “Operasi ini sepenuhnya independen. Israel yang memulai, melaksanakan, dan bertanggung jawab penuh,” tegas pernyataan resmi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menilai serangan Israel ke wilayah Qatar adalah pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara. Ia mendesak agar semua pihak kembali ke meja perundingan untuk mencapai gencatan senjata permanen, bukan justru memperlebar konflik.
Serangan ini sekaligus menambah daftar eskalasi terbaru dalam konflik Israel-Hamas yang kini meluas ke wilayah negara ketiga, memunculkan kekhawatiran baru atas stabilitas kawasan Timur Tengah.