Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (BKT Kemenhub) telah melakukan survei terkait pergerakan masyarakat selama periode Lebaran 2025. Survei yang dilakukan bekerja sama dengan Litbang Kompas ini memprediksi bahwa puncak arus mudik akan terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025, dengan perkiraan jumlah pergerakan masyarakat mencapai 12,1 juta orang. Sementara itu, puncak arus balik diprediksi terjadi pada H+5 atau 6 April 2025, dengan jumlah pergerakan masyarakat mencapai 31,49 juta orang.
Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi, menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan efektif untuk mengantisipasi lonjakan pemudik yang berpotensi menyebabkan kepadatan di berbagai simpul transportasi dan ruas jalan, baik tol maupun arteri. “Beberapa kebijakan yang akan diterapkan meliputi Work from Anywhere (WFA), penyelenggaraan mudik gratis, rekayasa lalu lintas, serta pengaturan lalu lintas di daerah-daerah yang berisiko tinggi mengalami kemacetan,” ujar Dudy di Jakarta, Minggu (16/3).
Kebijakan Work from Anywhere (WFA) diharapkan dapat mengurangi kepadatan arus mudik dengan memberikan fleksibilitas bagi pekerja untuk melakukan aktivitas kerja dari lokasi mana pun. Selain itu, pemerintah juga akan menyelenggarakan program mudik gratis untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat sekaligus mengatur distribusi penumpang agar tidak terkonsentrasi pada waktu tertentu.
Rekayasa lalu lintas juga menjadi salah satu strategi utama yang akan diterapkan. Hal ini mencakup pengaturan jalur khusus, pembatasan kendaraan barang pada hari-hari tertentu, serta penambahan kapasitas angkutan umum. Pemerintah juga akan meningkatkan pengawasan dan pengendalian lalu lintas di daerah-daerah rawan macet, seperti pintu tol, terminal, dan stasiun.
Selain itu, Kemenhub akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk kepolisian, pemerintah daerah, dan operator transportasi, untuk memastikan kelancaran arus mudik dan balik. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari lonjakan pergerakan masyarakat selama periode Lebaran, seperti kemacetan panjang, kecelakaan, dan kelelahan pengemudi.
Dudy menegaskan bahwa keselamatan dan kenyamanan masyarakat menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan kebijakan ini. Ia juga mengimbau masyarakat untuk merencanakan perjalanan dengan baik, mematuhi aturan lalu lintas, serta memanfaatkan layanan transportasi yang disediakan pemerintah.
Dengan persiapan yang matang dan koordinasi yang baik, pemerintah berharap arus mudik dan balik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar, aman, dan terkendali. Masyarakat diharapkan dapat merayakan momen Lebaran dengan tenang dan bahagia bersama keluarga, tanpa terkendala masalah transportasi.