Jakarta – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyampaikan bahwa sebanyak 27 korban yang masih dinyatakan hilang dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali diduga terjebak di dalam kendaraan. Peristiwa nahas ini terjadi pada Rabu malam, 2 Juli 2025.
“Dari manifes yang ada, saat ini masih ada 27 orang dalam proses pencarian,” ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M. Syafi’i dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI, Senin (7/7/2025).
Hingga kini, tercatat 30 orang berhasil diselamatkan, sementara 9 orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Pencarian korban hilang terus dilakukan oleh tim SAR gabungan, meski terkendala sejumlah faktor teknis dan cuaca.
Syafi’i menjelaskan bahwa KMP Tunu Jaya saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk mengangkut 22 unit mobil. Dugaan sementara, beberapa penumpang kemungkinan besar masih berada di dalam kendaraan pribadi ketika kapal tenggelam.
“Sesuai aturan, penumpang tidak diperkenankan tetap berada di dalam kendaraan selama pelayaran. Namun bisa saja pada kenyataannya ada yang masih istirahat di mobil saat kejadian,” jelasnya.
Ia menambahkan, pencarian lebih lanjut membutuhkan peralatan sonar bawah laut dengan presisi tinggi. Dukungan dari Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Hidros TNI AL) serta kapal pendeteksi lokasi reruntuhan kapal secara akurat sangat dibutuhkan dalam proses ini.
Sementara itu, dari pihak Tim SAR gabungan juga diungkapkan bahwa proses observasi visual dasar laut menghadapi hambatan serius, terutama akibat kondisi cuaca buruk dan arus laut yang kuat di wilayah Selat Bali.
“Kendala utama adalah gelombang tinggi dan arus deras. Proses identifikasi objek bawah laut yang seharusnya bisa diselesaikan dalam tiga jam jadi tertunda hingga enam jam, bahkan harus diulang,” ungkap Laksamana Pertama TNI Endra Hartono, Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II.
Tim masih terus berupaya memastikan lokasi bangkai kapal serta menyusun strategi penyelaman demi mengevakuasi korban dengan aman dan tepat.