Sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh Dr. Tom Chudley dari Departemen Geografi Durham University mengungkap adanya retakan berbentuk irisan (crevasse) di tepian lapisan es terbesar kedua di dunia. Dalam lima tahun terakhir, retakan ini mengalami perkembangan yang signifikan.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis lebih dari 8.000 peta permukaan 3D yang dihasilkan dari citra satelit beresolusi tinggi. Hasil studi menunjukkan bahwa ukuran dan kedalaman retakan ini bertambah lebih cepat dibandingkan yang pernah terdeteksi sebelumnya. Pembesaran retakan di lapisan es Greenland semakin memperkuat kekhawatiran terhadap percepatan hilangnya massa es serta dampaknya terhadap kenaikan permukaan laut global.
Para peneliti juga mencatat bahwa crevasse di lapisan es terbesar kedua di dunia mengalami peningkatan ukuran dan kedalaman secara signifikan. Di beberapa wilayah tepi lapisan es yang berbatasan dengan laut, jumlah crevasse bertambah hingga 25 persen (dengan margin kesalahan ±10 persen).
Namun, peningkatan ini sebagian diimbangi oleh berkurangnya crevasse di gletser Sermeq Kujalleq, yang sempat mengalami perlambatan sementara selama periode studi.
Secara keseluruhan, perubahan total retakan di seluruh lapisan es tercatat meningkat sebesar 4,3 persen (±5,9 persen). Namun, karena kecepatan aliran Sermeq Kujalleq mulai meningkat kembali, keseimbangan antara pertumbuhan dan penutupan retakan diperkirakan akan berakhir.
Kondisi ini berpotensi meningkatkan ketidakstabilan lapisan es dan mempercepat kehilangan massa es secara keseluruhan. Pada akhirnya, ini dapat berdampak pada kenaikan permukaan laut global.