Hari Perempuan Internasional, yang diperingati setiap tanggal 8 Maret, merupakan momen penting untuk merayakan pencapaian perempuan di berbagai bidang sekaligus mengingatkan dunia akan pentingnya kesetaraan gender. Peringatan ini bermula dari gerakan buruh perempuan di awal abad ke-20 dan kini telah menjadi gerakan global yang mendorong perubahan positif bagi perempuan di seluruh dunia. Tema Hari Perempuan Internasional 2025 adalah “Inspire Inclusion” (Menginspirasi Inklusi), yang menekankan pentingnya menciptakan dunia di mana setiap perempuan merasa dihargai, didukung, dan diberdayakan.
Hari Perempuan Internasional bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga ajakan untuk refleksi dan aksi. Menurut data dari UN Women, kesenjangan gender masih menjadi tantangan besar di berbagai sektor, termasuk pendidikan, ekonomi, dan politik. Misalnya, perempuan masih menghadapi tantangan dalam mengakses pendidikan berkualitas, terutama di negara-negara berkembang. Di dunia kerja, perempuan seringkali menerima upah lebih rendah dibandingkan laki-laki untuk pekerjaan yang sama. Selain itu, representasi perempuan di posisi kepemimpinan politik dan korporat masih jauh dari ideal.
Sumber dari BBC menyebutkan bahwa peringatan Hari Perempuan Internasional juga menjadi momentum untuk mengangkat isu-isu penting seperti kekerasan terhadap perempuan, diskriminasi, dan hambatan struktural yang menghalangi kemajuan perempuan. Di banyak negara, perempuan masih menghadapi risiko kekerasan fisik, seksual, dan psikologis, baik di rumah maupun di ruang publik. Kampanye global seperti #MeToo dan #HeForShe telah membantu meningkatkan kesadaran akan isu-isu ini, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menciptakan perubahan nyata.
Di Indonesia, peringatan Hari Perempuan Internasional diwarnai dengan berbagai acara, mulai dari diskusi publik, kampanye media sosial, hingga aksi nyata untuk memberdayakan perempuan. Organisasi seperti Komnas Perempuan dan Koalisi Perempuan Indonesia aktif mengadvokasi hak-hak perempuan dan mendorong kebijakan yang mendukung kesetaraan gender. Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah tingginya angka kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Data dari Komnas Perempuan menunjukkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan terus meningkat setiap tahunnya, dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebagai bentuk yang paling dominan.
Banyak perusahaan dan organisasi di Indonesia turut memperingati Hari Perempuan Internasional dengan mengadakan program pelatihan dan pemberdayaan bagi perempuan. Misalnya, program pelatihan kewirausahaan untuk perempuan di pedesaan atau kampanye kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi anak perempuan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi kesenjangan gender dan meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan ekonomi.
Peringatan Hari Perempuan Internasional juga menjadi ajang untuk merayakan sosok-sosok inspiratif yang telah berkontribusi besar dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Di Indonesia, nama-nama seperti Kartini, Cut Nyak Dhien, dan RA Kartini sering disebut sebagai pahlawan perempuan yang telah membuka jalan bagi generasi berikutnya. Namun, perjuangan belum selesai. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi, termasuk stigma sosial, budaya patriarki, dan kebijakan yang belum sepenuhnya berpihak pada perempuan.
Melalui Hari Perempuan Internasional, diharapkan semakin banyak orang tergerak untuk mengambil peran dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Baik laki-laki maupun perempuan, semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif dan adil. Dengan kolaborasi dan komitmen bersama, kesetaraan gender bukanlah mimpi yang mustahil untuk diwujudkan.
Semoga peringatan Hari Perempuan Internasional tahun ini dapat menginspirasi lebih banyak langkah nyata untuk mendukung pemberdayaan perempuan dan menghapus segala bentuk diskriminasi serta ketidakadilan. Selamat Hari Perempuan Internasional! Perjuangan untuk kesetaraan gender terus berlanjut.
