Jakarta – Rumah produksi Amazing Grace Production siap merilis film terbarunya berjudul Gereja Setan pada 11 September 2025. Film arahan sutradara Daniel Tito ini menghadirkan jajaran pemain papan atas, seperti Jonas Rivanno, Mongol Stres, Kathleen Carolyne, Maddy Slinger, Richard Ivander, dan sejumlah aktor lainnya.
Terinspirasi dari Kisah Nyata Mongol
Yang membuat film ini unik adalah latar kisahnya yang diangkat dari pengalaman pribadi Mongol Stres. Komedian yang kini aktif dalam pelayanan rohani itu pernah terjerat dalam dunia kelam sekte gereja setan.
“Cerita film ini sesuai dengan pengalaman hidup saya. Banyak yang saya alami sendiri, dan di sini saya ceritakan secara jujur,” ungkap Mongol dalam konferensi pers di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
Pesan Moral di Balik Horor
Produser Roy Sakti menegaskan bahwa Gereja Setan tidak sekadar menawarkan tontonan horor, tetapi juga membawa pesan moral yang kuat. Film ini diharapkan bisa mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap ajaran sesat yang seringkali dikemas dalam bentuk religius.
“Kami bahkan bergerilya dari gereja ke gereja untuk memberikan edukasi bahwa film ini bukan horor kosong. Ini sarana peringatan agar masyarakat tidak terjerat penyesatan,” jelas Roy.
Peran Jonas Rivanno
Sementara itu, Jonas Rivanno yang berperan sebagai salah satu tokoh iblis dalam film ini, menegaskan bahwa Gereja Setan memiliki lapisan pesan edukatif.
“Mungkin bentuknya film horor, tapi bertujuan mengedukasi juga bahwa gereja setan atau aliran-aliran sesat itu memang ada,” ujar Jonas.
Ia menambahkan, film ini juga akan memperlihatkan bagaimana cara menghindari serta menolak ajakan dari aliran sesat.
Horor dengan Sentuhan Religi
Kehadiran Gereja Setan menambah warna baru di dunia perfilman horor Indonesia. Tidak hanya menawarkan ketegangan dan atmosfer mistis, film ini juga menggabungkan unsur religi dan edukasi yang jarang ditemukan dalam genre serupa.
Dengan kisah yang berangkat dari pengalaman nyata Mongol, film ini diharapkan mampu menyentuh penonton secara emosional sekaligus membuka mata publik terhadap bahaya laten ajaran sesat.