Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan penjelasan terkait rencana pembangunan proyek Skytrain yang akan menghubungkan kawasan BSD City di Tangerang Selatan dengan Lebak Bulus di Jakarta Selatan. Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub, M. Risal Wasal, mengungkapkan bahwa proyek ini masih dalam tahap studi. Saat ini, pihak investor telah mengajukan Letter of Intent (LoI) sebagai bentuk minat untuk membangun proyek tersebut.
Risal menjelaskan bahwa setelah LoI diajukan, Kemenhub akan memberikan tanggapan, sementara investor akan melanjutkan dengan menyusun studi kelayakan (feasibility study/FS). “Mereka sudah mengajukan permohonan Letter of Intent sebagai keinginan untuk membangun Skytrain. Kami akan menjawab, dan mereka akan menyusun FS-nya,” ujar Risal saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, pada Selasa (11/3/2025).
Proyek Skytrain ini bersifat unsolicited, artinya inisiatif investasi berasal langsung dari investor tanpa melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang bersifat solicited. Risal menegaskan bahwa investor akan bertanggung jawab penuh atas penyusunan studi kelayakan, sementara Kemenhub akan menyusun piloting-nya. “Kan dari mereka investasi mereka. Jadi FS mereka saja, nanti kita menyusun piloting-nya,” paparnya.
Pembangunan Skytrain ini diharapkan dapat menjadi solusi transportasi massal yang efisien dan modern, terutama untuk mengurangi kemacetan di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Namun, proyek ini masih memerlukan proses panjang, termasuk penyelesaian studi kelayakan dan persetujuan dari berbagai pihak terkait sebelum dapat direalisasikan.
Kemenhub menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan proyek ini berjalan sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku, sambil tetap mempertimbangkan aspek kelayakan dan dampaknya terhadap masyarakat. Dengan adanya proyek ini, diharapkan dapat tercipta sistem transportasi yang lebih terintegrasi dan mendukung mobilitas masyarakat di wilayah Jabodetabek.