Pada 18 Februari 2025, SMBC Indonesia menyelenggarakan acara Economic Outlook 2025 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. Acara ini mengangkat tema “Peluang dan Tantangan 2025: Sinergi Sektor Publik dan Swasta” dan dihadiri oleh pejabat pemerintah, ekonom, pengamat politik, serta pelaku industri.
Henoch Munandar, Direktur Utama SMBC Indonesia, menyoroti ketahanan sektor perbankan Indonesia sepanjang tahun 2024. Ia menegaskan komitmen bank untuk terus menawarkan solusi keuangan inovatif guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih bermakna bagi masyarakat.
Dalam diskusi tersebut, Dedi Latip, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal di Kementerian Investasi dan Industri Hilir, mengungkapkan bahwa Indonesia memerlukan investasi sebesar 13.032 triliun rupiah (sekitar 800,56 miliar dolar AS) dalam lima tahun ke depan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%. Sektor-sektor utama yang ditawarkan kepada investor meliputi pengolahan sumber daya alam, energi terbarukan, ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan, ekonomi digital, pusat data, semikonduktor, industri manufaktur berorientasi ekspor, dan proyek di Ibu Kota Nusantara.
Chatib Basri, mantan Menteri Keuangan, menekankan pentingnya transisi menuju ekonomi hijau sebagai strategi utama untuk menarik investasi dan mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060. Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat krusial dalam pembangunan infrastruktur energi terbarukan.
Sementara itu, Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, memaparkan hasil survei yang menunjukkan bahwa 88% masyarakat yakin pemerintahan baru mampu menghadapi tantangan ekonomi global. Ia menekankan bahwa optimisme ini harus dijaga melalui kebijakan yang matang untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Melalui forum ini, SMBC Indonesia menegaskan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menonton liputan acara tersebut melalui video berikut: