Beranda BISNIS BPS Catat Deflasi IHK Februari 2025, Didorong Diskon Tarif Listrik
BISNISNEWS

BPS Catat Deflasi IHK Februari 2025, Didorong Diskon Tarif Listrik

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti (foto:googlepics)
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti (foto:googlepics)
Bagikan

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali mengalami deflasi pada Februari 2025 sebesar 0,48 persen secara bulanan (month to month/mtm). Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan deflasi Januari 2025 yang tercatat sebesar 0,76 persen. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers pada Senin (3/3/2025).

“Pada Februari 2025, terjadi deflasi sebesar 0,48 persen secara bulanan. Hal ini ditandai dengan penurunan IHK dari 105,99 pada Januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025,” jelas Amalia.

Secara tahunan (year on year/yoy), IHK juga mengalami deflasi sebesar 0,09 persen pada Februari 2025. Sementara itu, secara tahun kalender atau perbandingan Februari 2025 terhadap Desember 2024, deflasi tercatat sebesar 1,24 persen.

Deflasi ini terutama dipicu oleh penurunan harga pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Kelompok ini mencatat deflasi sebesar 3,59 persen dan memberikan kontribusi terhadap deflasi secara keseluruhan sebesar 0,52 persen. Salah satu faktor utama yang mendorong deflasi adalah diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk pelanggan PLN dengan daya di bawah 2.200 VA.

“Diskon tarif listrik memberikan andil deflasi sebesar 0,67 persen,” tambah Amalia. Diskon tarif listrik ini masih berlaku untuk pelanggan PLN pascabayar dengan daya 2.200 VA ke bawah, yang telah mulai merasakan manfaatnya sejak beberapa waktu lalu.

Selain kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar, beberapa kelompok pengeluaran lain juga mengalami deflasi, meskipun dengan kontribusi yang lebih kecil. Misalnya, kelompok transportasi dan komunikasi mencatat deflasi sebesar 0,15 persen, sementara kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,10 persen.

Deflasi yang terjadi pada Februari 2025 ini mencerminkan kondisi harga yang relatif stabil, didukung oleh kebijakan pemerintah dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok dan memberikan insentif seperti diskon tarif listrik. Namun, BPS mengingatkan bahwa deflasi yang berkelanjutan perlu diwaspadai karena dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi jika tidak diimbangi dengan peningkatan permintaan.

Secara keseluruhan, deflasi IHK Februari 2025 menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan memberikan bantuan kepada masyarakat, seperti diskon tarif listrik, telah memberikan hasil yang positif. Namun, tantangan ke depan adalah memastikan bahwa deflasi tidak menghambat pertumbuhan ekonomi dan tetap seimbang dengan kebutuhan konsumsi masyarakat.


Bagikan
Berita Terkait

China Stop Terima Pesawat Boeing di Tengah Perang Dagang

Jakarta – Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Dalam...

Kenaikan Gaji Petugas Damkar Jakarta: Apresiasi untuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan kabar gembira bagi petugas pemadam kebakaran (damkar)...

Sutradara Palestina Pemenang Oscar Dibebaskan Setelah Ditahan dan Disiksa oleh Tentara Israel

Hamdan Ballal, salah satu sutradara film dokumenter pemenang Oscar No Other Land,...

Bank Mandiri Alokasikan Rp 43,5 Triliun Dividen dari Laba 2024

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar baru-baru ini, PT...