Jakarta – Ketegangan di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali memanas, dengan pecahnya konflik bersenjata yang menelan korban jiwa dan melukai belasan orang. Masing-masing pihak saling tuduh sebagai pemicu awal pertempuran. Thailand mengklaim bahwa pasukan Kamboja yang pertama kali melepaskan tembakan, sementara Kamboja menuding Thailand melakukan invasi dengan serangan udara dan pengerahan pasukan besar-besaran.
Konflik yang terjadi di enam titik wilayah sengketa perbatasan itu telah menyebabkan sedikitnya 14 orang terluka, menurut pejabat militer Thailand, Surasan Kongsiri. Tiga korban berasal dari Distrik Kap Choeng, Provinsi Surin—termasuk seorang anak berusia lima tahun—akibat serangan roket yang diluncurkan dari pihak Kamboja.
Versi Kronologi dari Thailand
Menurut Dewan Keamanan Nasional (NSC) Thailand, insiden bermula pada Kamis (24/07) sekitar pukul 07.30 waktu setempat, saat militer Kamboja menerbangkan drone untuk mengawasi posisi pasukan Thailand di perbatasan. Ketegangan meningkat ketika enam tentara Kamboja bersenjata lengkap, termasuk membawa RPG, mendekati area perbatasan. Upaya negosiasi oleh tentara Thailand gagal, hingga sekitar pukul 08.20 tembakan dilepaskan oleh pihak Kamboja, memicu baku tembak.
Pemerintah Thailand merespons dengan mengerahkan enam jet tempur F-16 untuk menggempur target militer Kamboja. Pihak militer menyebut bahwa pos Komando Daerah Militer Khusus 8 dan 9 Kamboja berhasil dilumpuhkan. Thailand juga menuduh Kamboja memakai senjata berat seperti peluncur roket BM-21 dan artileri, yang merusak rumah warga dan fasilitas umum di wilayah Thailand.
Versi Kronologi dari Kamboja
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja menyatakan konflik dimulai pada pukul 06.30, saat pasukan Thailand dituduh melanggar perjanjian dengan memasuki area dekat kuil perbatasan dan memasang kawat berduri. Setelah itu, sekitar pukul 07.00, Thailand disebut mengoperasikan drone dan menembakkan peluru ke udara sekitar pukul 08.30.
Menurut juru bicara militer Kamboja, Maly Socheata, Thailand secara sepihak memulai tembakan pada pukul 08.46. Karena itu, pasukan Kamboja mengklaim terpaksa membela diri. Mereka juga mengecam penggunaan kekuatan berlebihan oleh Thailand, termasuk pengeboman lewat udara, yang dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan wilayah.
Situasi memburuk dengan penutupan perbatasan oleh Thailand dan imbauan bagi warga negaranya untuk meninggalkan Kamboja. Konflik ini kembali memicu kekhawatiran akan ketegangan jangka panjang antara kedua negara di kawasan yang telah lama dipersengketakan.