Beranda HEALTH Mengenal Stroke Perdarahan Otak, Kondisi yang Dialami Suami Najwa Shihab Sebelum Wafat
HEALTH

Mengenal Stroke Perdarahan Otak, Kondisi yang Dialami Suami Najwa Shihab Sebelum Wafat

Potret Najwa Shibab bersama mendiang suaminya, Ibrahim Sjarief bin Husein.
Potret Najwa Shibab bersama mendiang suaminya, Ibrahim Sjarief bin Husein.
Bagikan

Jakarta – Kabar duka datang dari keluarga jurnalis senior Najwa Shihab. Sang suami, Ibrahim Sjarief Assegaf, tutup usia setelah mengalami stroke akibat perdarahan otak. Ia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit PON, Jakarta Timur, seperti dikonfirmasi pihak keluarga pada Selasa (20/5/2025).

Jenazah almarhum rencananya akan dimakamkan pada Rabu, 21 Mei 2025 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

Kondisi yang dialami Ibrahim merupakan jenis stroke yang dikenal sebagai stroke hemoragik atau perdarahan otak. Penyakit ini terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah atau bocor, menyebabkan darah mengalir ke jaringan otak sekitarnya. Akibatnya, sel otak mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi, yang bisa menyebabkan kerusakan serius.

Dikutip dari laman Healthline, tekanan yang ditimbulkan dari darah yang keluar ini dapat mengganggu fungsi otak, tergantung pada bagian mana yang terdampak. Setiap area otak mengatur fungsi tubuh yang berbeda, sehingga kerusakan bisa menimbulkan berbagai gejala tergantung lokasinya.

Gejala Umum Perdarahan Otak:

  • Kehilangan kesadaran (sebagian atau total)
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala mendadak dan intens
  • Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh (wajah, tangan, atau kaki)
  • Kejang
  • Pusing dan hilang keseimbangan
  • Gangguan berbicara atau menelan
  • Kebingungan atau disorientasi

Meskipun gejala stroke iskemik dan hemoragik memiliki banyak kesamaan, sakit kepala parah dan kejang lebih sering ditemukan pada kasus perdarahan otak. Studi pada 2017 menunjukkan bahwa kedua gejala ini paling sering muncul pada pasien stroke hemoragik.

Stroke, baik iskemik maupun hemoragik, merupakan kondisi medis darurat yang membutuhkan penanganan cepat untuk meminimalkan dampak jangka panjang atau risiko kematian.

Bagikan
Berita Terkait

Kanker Paru-Paru pada Nonperokok Meningkat: Apa Pemicunya?

Jakarta – Kasus kanker paru-paru pada individu yang tidak pernah merokok semakin...

Nyeri Punggung atau Batu Ginjal? Ini 4 Tanda Penting yang Membedakannya

Jakarta – Membedakan nyeri akibat batu ginjal dan sakit punggung biasa sangatlah...

Waspada! 5 Camilan Favorit Anak Ini Diam-Diam Bisa Bahayakan Jantung

Jakarta – Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia....

Viral Skincare dari Lemak Sapi, Apakah Aman? Ini Penjelasannya

Jakarta – Tren baru skincare berbahan lemak sapi atau beef tallow tengah...