Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengakui bahwa cabai menjadi salah satu komoditas yang mengalami lonjakan harga selama bulan Ramadan. Hal ini disampaikannya saat berbincang dengan jurnalis di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (4/3/2025).
“Yang terlihat mengalami lonjakan harga saat ini adalah cabai,” ujar Sudaryono. Ia menjelaskan bahwa lonjakan harga ini terjadi karena tingginya permintaan masyarakat selama Ramadan, sementara pasokan cabai di pasaran belum sepenuhnya mencukupi.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Pertanian (Kementan) tengah berupaya meningkatkan pasokan cabai dan komoditas lainnya ke berbagai saluran distribusi. “Kami berusaha membanjiri pasar dengan komoditas seperti cabai, baik di pasar tradisional, supermarket, maupun pasar modern. Semua saluran distribusi harus terisi,” jelas Sudaryono.
Sudaryono optimistis bahwa dalam 2-3 hari ke depan, harga cabai dapat mulai menurun seiring dengan meningkatnya pasokan. Ia berharap, seluruh masyarakat, baik yang menjalankan ibadah puasa maupun tidak, dapat menikmati cabai dengan harga yang lebih terjangkau. “Kita tunggu dalam 2-3 hari ke depan. Insyaallah, harganya akan turun dan bisa dinikmati oleh semua warga negara,” ujarnya.
Lonjakan harga cabai selama Ramadan bukanlah hal baru. Setiap tahun, permintaan terhadap cabai dan bahan pangan lainnya cenderung meningkat selama bulan suci ini. Namun, pemerintah berkomitmen untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan pasokan agar tidak memberatkan masyarakat.
Selain cabai, komoditas lain seperti bawang merah, bawang putih, dan daging ayam juga kerap mengalami fluktuasi harga selama Ramadan. Pemerintah terus memantau perkembangan harga di pasar dan siap mengambil langkah-langkah strategis jika diperlukan, termasuk operasi pasar dan impor terbatas, untuk menjaga stabilitas harga.
Upaya pemerintah ini diharapkan dapat meredam gejolak harga dan memastikan ketersediaan bahan pangan selama Ramadan. Masyarakat pun diimbau untuk tidak panik dan tetap membeli bahan pangan sesuai kebutuhan, sambil menunggu upaya stabilisasi harga yang dilakukan pemerintah.