Jakarta – Thailand mencatat kematian pertama akibat infeksi antraks pada manusia dalam beberapa dekade terakhir. Dua kasus positif antraks telah dikonfirmasi pada Kamis (1/5/2025), sementara ratusan warga lainnya kini dalam pemantauan karena berisiko tertular bakteri berbahaya ini.
Mengutip laporan CNA, korban meninggal adalah pria berusia 53 tahun asal Provinsi Mukdahan, wilayah timur laut Thailand yang berbatasan langsung dengan Laos. Selain kasus tersebut, satu orang lagi dinyatakan positif antraks di provinsi yang sama, dan tiga kasus lainnya tengah ditelusuri lebih lanjut.
Otoritas kesehatan mengidentifikasi sekitar 638 orang yang kemungkinan besar telah terpapar setelah mengonsumsi daging mentah atau kurang matang. Dari jumlah tersebut, 36 orang diketahui terlibat dalam proses penyembelihan hewan ternak, sementara sisanya mengonsumsi daging sapi mentah. Sebagai langkah antisipatif, seluruh orang yang berisiko sudah diberikan antibiotik profilaksis.
“Setiap individu yang diduga sempat bersentuhan dengan daging yang terkontaminasi kini berada dalam pemantauan ketat,” jelas perwakilan dari Kementerian Kesehatan Thailand.
Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, Departemen Peternakan Thailand memberlakukan zona karantina dalam radius 5 kilometer dari titik infeksi. Selain itu, pemerintah juga berencana memvaksinasi sebanyak 1.222 ekor sapi meski belum ada tanda-tanda wabah pada hewan ternak.
Apa Itu Antraks?
Antraks merupakan penyakit langka namun berbahaya yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penularan umumnya terjadi melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi atau konsumsi daging yang tidak dimasak sempurna. Meski demikian, penyakit ini tidak menular dari manusia ke manusia.
Sebelumnya, Thailand terakhir kali melaporkan kasus antraks pada manusia pada tahun 2017, di mana dua pasien berhasil sembuh. Kematian akibat antraks terakhir terjadi pada 1994, ketika tiga orang meninggal dunia.
Wabah ini muncul di tengah peningkatan kasus antraks di kawasan regional. Tahun lalu, Laos melaporkan 129 kasus dengan satu kematian, dan Vietnam mencatat 13 kasus pada Mei 2023.
Otoritas Thailand terus menelusuri asal muasal infeksi dan berkomitmen memperketat pengawasan, khususnya di wilayah perbatasan, untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.